KONTRIBUSI GENERASI X DALAM PENYEBARAN HOAKS PADA ERA PANDEMI COVID-19

 Tisya Sundari Laudia 

Manajemen Pendidikan Islam 2-D

Media informasi dan teknologi menjadi ujung tombak utama bagi berbagai generasi dalam melakukan aktivitas yang seharusnya dilakukan di luar rumah. Hal ini disebabkan karena pada saat ini telah terjadi pandemi Covid-19. Kementerian Kesehatan Buni Gunadi menyebutkan bahwa Indonesia tengah masuk gelombang kedua pandemi Covid 19 karena telah terjadi peningkatan pasien Covid-19 yang signifikan, seperti dalam pemaparannya yang ditayangkan pada laman Youtube Tribun News. Menanggapi hal tersebut pemerintah melakukan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) guna menurunkan pasien Covid-19 dan Bapak Presiden Jokowi memberi target vaksinasi pada bulan agustus sebanyak 2 juta dosis per hari (CNN, 2021). Dalam menanggapi lonjakan statistik pasien Covid-19 dan vaksinasi ada perbedaan yang menonjol atas menerima informasi yang didapat dari generasi X dan milenial. 

 Pandemi ini ternyata memberikan beberapa konspirasi tidak masuk akal dan penyebaran hoaks yang merajalela. Kominfo menyebutkan bahwa sebaran hoaks seputar Covid-19 sebanyak 3.792 konten tersebar di berbagai media sosial dengan sebaran lewat Facebook mencapai 3.170. Instagram 26, Twitter 547, dan YouTube 49 (Wicaksono, 2021). Angka tersebut bukan sembarang angka, melainkan sebuah informasi tersebar yang bisa saja menjerumuskan ke suatu pandangan yang salah. Jauh sebelum terjadi pandemi Covid-19 telah terjadi penyebaran hoaks pada pemilihan presiden AS pada tahun 2016 yang membuat peneliti kemudian memeriksa sumber-sumber unggahan responden berdasarkan daftar domain web yang punya reputasi sebagai produsen hoaks menurut laporan reporter BuzzFeed Craig Silverman. Hasil dari penelitian tersebut memaparkan bahwa penyebar hoaks dari rentang usia yaitu 11% usia 65 tahun ke atas dan 3% untuk 18 – 29 tahun (Hasan, 2019). Hal itu memberikan tolak ukur bahwa generasi X merupakan penyumbang hoaks tertinggi. Hal itu disebabkan karena generasi X lahir pada rentang 1930 – 1980. 

Penulis yang termasuk sebagai generasi milenial juga merasakan keresahan akibat penyebaran hoaks yang disebabkan oleh generasi X. Seringkali penulis mendapat forward whatsapp pada grup keluarga yang menyebarkan hoaks mengenai obat dari virus Covid19 yang katanya bisa diobati dengan makan dan minum dari rempah-rempah yang tidak memiliki resep dari dokter. Dan lagi-lagi yang menyebarkan hoaks tersebut merupakan para orang tua yang termasuk generasi X. Menanggapi hal tersebut penulis sebagai generasi milenial senantiasa memberi penjelasan untuk mempercayai informasi yang jelas sumbernya, bukan hanya dari forward whatsapp saja. 

Tidak hanya masyarakat generasi X saja ternyata pemerintah pun ternyata ada yang tidak adaptif terhadap informasi dari isu terkini. Salah satu buktinya yaitu pada saat pertama kalinya ada virus Covid-19 yang tersebar di kota Wuhan, saat itu pemerintah cenderung menyepelekannya, hal ini merupakan gambaran sikap dari generasi X. Meskipun, pada awalnya para milenial juga pernah ikut-ikutan menyepelekan hal tersebut dengan memberi jokes atau candaan yang berisikan “Corona takut sama Indonesia”, namun sikap tersebut sebatas candaan. Penulis pada saat awal pandemi mengamati rekanrekannya yang ada pada generasi milenial. Mereka aktif terhadap pembaharuan informasi mengenai Covid-19 dan mulai membeli masker dan hand sanitizer karena mereka tahu bahwa akan ada panic buying jika virus ini tiba di Indonesia. Hal ini menjelaskan bahwa meskipun generasi milenial memberi jokes di sosial media seakan-akan hanya candaan, namun nyatanya mereka peduli akan virus tersebut. 

Dalam penyebaran hoaks tokoh masyarakat yang merupakan ustadz kondang menyebarkan informasi bahwa Covid-19 merupakan senjata biologis untuk memusnahkan muslim Uighur akan tetapi bocor di Kota Wuhan (Alyaum, 2020). Dan lagi-lagi ustadz kondang ini merupakan generasi X. Ustadz merupakan seorang penyebar agama yang memberi dampak yang besar jika telah bersuara. Pelaku mispersepsi ini ternyata bisa saja datang dari pemerintah maupun tokoh masyarakat. Hal ini terjadi karena mereka didominasi oleh generasi X dengan berbagai karakter yang sudah disebutkan di awal. 

Meskipun generasi X merupakan penyumbang terbanyak atas penyebaran hoaks penulis tetap tidak dapat menggeneralisasikan bahwa semua generasi X merupakan penyebar hoaks. Disamping itu tetap banyak pejabat, tokoh masyarakat, dari generasi X yang memahami mengenai literasi informasi digital dalam masalah Covid-19. Namun, hal ini tidak dapat menutup fakta bahwa generasi X merupakan generasi yang paling mudah terpedaya informasi hoaks. 

Direktur Komunikasi Informasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Komunikasi dan Informatika Wiryanta mengatakan bahwa “Para anak muda milenial punya peranan penting melawan hoax maka literasi digital terus kami lakukan,” (Warta, 2018). Sebagai generasi melek digital generasi milenial ini dapat dianggap mampu menjadi garda terdepan pemberantasan hoaks. Akan tetapi pemberantasan hoaks akan lebih mudah jika elemen tokoh masyarakat, pemerintah, generasi milenial, dan generasi X yang melek literasi informasi digital dapat bersatu dalam mempunyai tekad terhadap tujuan yang sama yakni memberantas hoaks.

Referensi 

Alyaum, N. M. (2020, April 5). Kegaduhan Generasi X dalam Wabah Corona. See - https://ibtimes.id/kegaduhan-generasi-x-dalam-wabah-corona/. Retrieved from ibtimes.id: https://ibtimes.id/kegaduhan-generasi-x-dalam-wabah-corona/ CNN. (2021, Juli 6). Target vaksinasi agustus 2 juta dosis per hari. Retrieved from 

CNN Indonesia: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210706123135-20- 663812/arahan-jokowi-target-vaksinasi-agustus-2-juta-dosis-per-hari 

Hasan, A. M. (2019, Januari 14). Masalah Orangtua: Gemar Membagi Hoaks di Medsos dan WhatsApp. Retrieved from tirto.id: https://tirto.id/masalah-orangtua-gemarmembagi-hoaks-di-medsos-dan-whatsapp-decZ 

Warta. (2018, Oktober 23). Penghasil Informasi Hoax Bukan Dari Kalangan Milenial. Retrieved from Waspada.co.id: https://waspada.co.id/2018/10/penghasilinformasi-hoax-bukan-dari-kalangan-milenial/ 

Wicaksono, P. E. (2021, Juli 15). Awas Jadi Korban, Sebaran Hoaks Seputar Covid-19 Alami Kenaikan. Retrieved from Liputan6: https://www.liputan6.com/cekfakta/read/4608159/awas-jadi-korban-sebaran-hoaks-seputar-covid-19-alamikenaika

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEPUTUSAN REKTOR UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

Pelantikan & Upgrading HMJ MPI Kabinet Transformatif Periode 2024-2025

Internalisasi Core and Value ( INCOREVAL ) 2023