MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS TEKNOLOGI REALITAS GUNA MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN BUDI PEKERTI MENUJU REVOLUSI MENTAL

Gilang Setiawan
gilangsetiawan025@gmail.com 
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
 
Revolusi mental merupakan gerakan yang mempelopori harapan besar untuk menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang memiliki integritas, selalu bekerja keras dan memiliki semangat gotong royong. Gerakan ini pertama kali dilontarkan oleh Presiden Soekarno pada Peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1956, atas keprihatinannya terhadap revolusi nasional bangsa Indonesia yang semakin mandet dalam meraih revolusi yang sesungguhnya pasca kemerdekaan RI (Asrori, 2016). Gerakan ini kemdian dilontarkan kembali di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo melalui jargon atau program pemerintahannya yang tertuang pada Nawa Cita poin ke-8 (LPMP, 2016). Gerakan ini dilontarkan kembali atas dasar relevansi dengan berbagai masalah yang hadir di segala lini sektor dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia, dengan harapan revolusi mental akan mampu menjawab berbagai tantangan yang ada. 
 
Pendidikan menjadi salah satu sektor yang berhaluan lurus dengan proses gerakan revolusi mental ini. Pendidikan menjadi sarana dalam implemensasi gerakan revolusi mental, terutama dalam membentuk insan yang sehat, cerdas, dan berkepribadian (LPMP, 2016). Selain itu, implemensasi revolusi mental dalam sektor pendidikan juga dimaksudkan untuk menyempurnakan karekter bangsa dan budi pekerti yang luhur (Muhtarom, 2019). Dengan kata lain keberhasilan suatu bangsa sangat berkaitan erat dengan budi pekerti masyarakatnya, sebab sejatinya berbagai permasalahan yang timbul di berbagai sektor pada akhirnya akan bermuara pada kualitas budi pekerti setiap insan pada suatu bangsa. Oleh karena itu, sangat penting dalam memperhatikan peningkatan kualitas pendidikan budi pekerti untuk keberhasilan revolusi mental ini.
 
Berkenaan dengan proses implemensasi pendidikan budi pekerti untuk mencapai revolusi mental masih ditemukan berbagai masalah yang tentu saja menghambat terhadap peningkatan kualitasnya. Diantaranya pendidikan nasional cenderung diarahakan pada pembentukan kecerdasan berpikir sehingga menepikan kecerdasan rasa, budi bahkan batin. Akibatnnya dari hal tersebut terlahir manusia yang berotak pintar, berprestasi secara kualitatif akademik, namun tidak cerdas secara budi (Novan, 2014). Selanjutnya pendidikan nasional yang memiliki tiga ranah yakni kognitif, afektif dan psikomotorik belum mampu diimplemensasikan dengan ranah ketiganya, sejauh ini implemensasi pendidikan nasional lebih dominan berfokus pada aspek kognitif atau kecerdasan berpikir saja. Hal ini sebagaimana diuangkapkan pula dalam sebuah penelitin yang berfokus pada masalah ini (Qadar, 2015).
 
Menuju revolusi mental, pendidikan budi pekerti akan memegang peran yang sangat penting terutama dalam membentuk manusia yang tidak hanya cerdas dalam berpikir, tetapi juga cerdas dalam merasa dan bertingkah laku. Hal inilah yang kemudian akan menciptakan mental yaag kuat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Beragam cara dilakukan oleh pemerintah dalam peningkatan kualitas pendidikan budi pekerti ini, salah satunya adalah melalui pendidikan agama. Agama memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan manusia yang berakhlak mulia, yang mencakup kepribadian beretika, berbudi pekerti luhur dan bermoral (Ainiyah, 2013). Sehingga dalam proses implemensasinya di sekolah, perlu ditingkatkan melalui proses yang mampu melibatkan ketiga ranah yakni kognitif, afektif dan psikomotorik agara mampu menciptakan manusia yang cerdas serta berbudi pekerti baik secara lahir dan batin.
 
Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu mata pelajaran yang berfokus pada pembentukan budi pekerti peserta didik, memagang peran yang sama dengan penddikan agama lainnya dalam melahirkan manusia yang tidak hanya cerdas dalam berfikir melainkan mampu tercermin pula dalam kecerdasan merasa dan berprilaku. Sehingga, hal ini sangat relevan dengan kebutuhan bangsa Indonesia untuk melahirkan insan yang bebudi pekerti luhur menuju revolusi mental. Selain itu, dalam menjawab kebutuhan menuju revolusi mental, Pendidikan Agam Islam hadir dalam memberikan substansi filosofis pada setiap penyimpangan budi pekerti sebaga contoh dari mana sebenarnya asal-usul tidak boleh mencuri, tidak boleh korupsi dan berbagai penyimpangan budi pekerti lainnya. Semuanya mampu dijawab dalam konsep filosofis Pendidikan Agam Islam itu sendiri, sehingga dalam pelaksanaannya bukan hanya teknis kurikulum, melainkan membentuk manusia yang berkarakter filosofis mampu memahami secara lahir dan batin (Syukron, 2016). Hal ini tentunya sangat relevan menuju revolusi mental. 
 
Akan tetapi, dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam masih diperlukan adanya sistem yang mampu mendukung keberhasilan tersebut. Hal ini terutama berkenaan dengan integrasi yang lebih terbangun dalam poses pembelajaran antara pendidik dan peserta didik. Integrasi ini sangat penting, terutama dalam menciptakan proses Pendidikan Agama Islam yang tidak hanya berfokus pada pemahaman teori di sekolah, tetapi bersifat aplikatif bagi setiap peserta didiknya. Sehingga mampu mencapai ketiga ranah pendidikan yakni kognitif, afektif dan psikomotorik. Oleh karena itu, untuk mejawab berbagai kebutuhan dan tantangan yang ada, Gagasan yang akan penulis hadirkan dalam karya tulis ini adalah berupa inovasi media pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang mampu mengintegrasikan ketiga ranah pendidikan (kognitif, afektif dan psikomotorik) guna peingkatan kualitas pedidikan budi pekerti melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam menuju revolusi mental.
 
Inovasi media pembelajaran ini bernama FAHIM APP, media ini merupakan sebuah aplikasi yang bisa dipasang pada setiap perangkat yang diguakan penggunanya dengan sistem Android, iOS, maupun Windows. Sasaran aplikasi ini adalah peserta didik pada jenjang Sekolah Menangah Pertama/Sederajat hingga Sekolah Menengah Atas/Sederajat atau peserta didik dalam rentan usia 13- 18 tahun. Aplikasi ini bersifat edukatif, yakni memberikan berbagai pemahaman dan pengaplikasian pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam upaya meningkatkan budi pekerti peserta didik.
 
Aplikasi ini terintegrasi dengan sistem teknologi realitas yang akan menjadi pembeda dari aplikasi Pendidikan Agama Islam lainnya. Sistem ini akan memberikan konsep pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang lebih interaktif, aplikatif dan melibatkan ketiga ranah pembelajaran yakni kognitif, afektif dan psikomotorik. Sehingga mampu menunjang efektivitas pemahaman serta mendorong setiap peserta didik untuk berinteraksi dan mengaplikasikan berbagai pemahaman yang didapat dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, sistem dalam apliaksi ini juga telah diintegrasikan untuk dapat memberikan wadah interaksi yang lebih efektif antara pendidik dan peserta didik dengan menggunakan fitur yang tersedia di dalamnya. Secara sederhana, berikut digambarkan mekanisme sistem sederhana alur kerja aplikasi FAHIM APP:

Gambar 1. Mekanisme Sistem Sederhana Alur Kerja Aplikasi FAHIM APP (Sumber: Desain Pribadi)
 
Aplikasi ini memiliki 5 fitur utama yakni Fitur Kelas, Fitur Pembelajaran, Fitur Bimbingan dan Konseling, Fitur Kuis dan Fitur Apresiasi. Untuk mengakses kelima fitur ini, penggunnya mula-mula harus memasukan data pribadi yang akan muncul ketika awal membuka aplikasi. Dalam tampilan ini pengguna akan disajikan dua pilihan pengisian data yakni untuk guru dan siswa. Dengan sistem ini pengguna guru akan diarahkan pada pengisian data dan pembuatan grup kelas yang nantinya akan menghimpun beberapa pengguna siswa yang bergabung ke dalam grup kelas. Sementara itu, pengguna siswa cukup hanya dengan mengisi data pribadi dan menginput kode grup kelas yang dibagikan oleh pengguna guru. Sistem ini nantinya akan berguna dalam mengkoordinir pelaksanaan pembelajaran pada jam sekolah dengan menggunakan aplikasi FAHIM APP.
 
Fitur pertama dalam aplikasi ini adalah Fitur Kelas. Fitur ini merupakan grup kelas yang bisa digunakan untuk komunikasi antar peserta didik dan pendidik. Dalam fitur ini tersedia kolom yang bisa digunakan untuk berinteraksi dalam bentuk pesan ketik maupun suara. Fitur ini dikendalikan oleh satu admin yakni pengguna guru sebagai pembuat grup kelas. Fitur ini sebagai alternatif tambahan bagi penggunanya agar mengefisiensikan komunikasi hanya dalam satu aplikasi, sehingga tidak menambah beban penggunaan aplikasi pada setiap perangkat yang digunakan. Selain itu, fitur ini juga terintegrasi dengan sistem chat bot, sehingga memungkinkan bagi setiap pengguna di dalamnya utuk dapat berkomunikasi secara cepat dengan sistem chat bot yang memungkinkan setiap orang khusunya guru dapat berinteraksi dengan jumlah peserta didik dalam jumlah yang banyak dengan waktu yang singkat.
 
Fitur kedua yakni Fitur Pembelajaran. Fitur ini menyajikan berbagai materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dari jenjang Sekolah Menengah Pertama/Sederajat hingga Sekolah Menengah Atas/Sederajat, dengan kurikulum yang bisa disesuikan. Fitur ini juga bisa diakses dalam bentuk reality karena sistem aplikasi yang sudah terintegrasi dengan teknologi Augmented Reality yang bisa menyajikan tampilan penjelasan materi Pendidikan Agama Islam secara reality, atau bisa juga menggunakan sistem Virtual Reality yang mampu menampilkan materi pembelajaran dengan sentuhan manipulasi realitas pada penglihatan penggunanya. Sebagai contoh, materi Sejarah Peradaban Islam akan bisa dirasakan langsung oleh peserta didik dengan memanfaatkan sistem pada fitur ini, peserta didik seolah-olah akan dibawa ke dalam kisah sejarah di masa lalu cukup hanya dengan menggunakan teknologi realitas pada apliaksi ini, penglihatan akan termanipulasi, sehingga peserta didik bukan hanya mendapatkan pemahaman secara penalaran tetapi juga melibatkan perasaan dan berbagai saraf sensorik yang sama-sama aktif ketika menggunakan fitur ini. Dengan demikian proses pembelajaran yang terbangun bukan hanya melibatkan ranah kognitif saja melainakan mengintegrasikan ketiga ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik)
 
Fitur ketiga yakni fitur Bimbingan dan Konseling. Fitur ini akan memberikan fasilitas bagi setiap peserta didik untuk melakukan bimbingan dan konseling, terkhusus bimbingan dan konseling Islam. Berbagai fenomena yang ditemui peserta didik dalam kehidupan sehari-harinya bisa disampaikan atau dikonsultasikan untuk kemudian dibimbing oleh setiap guru Pendidikan Agama Islam atau guru Bimbingan Koneling yang bisa diintegrasikan pula melalui sistem dalam aplikasi ini. Fitur di dalamnya pun menyediakan chat bot dan kontak guru Bimbingan Konseling pada lembaga terkait peserta didik, yang akan memudahkan peserta didik melakukan bimbingan dalam pembentukan budi pekerti yang lebih terkontol. Sehingga adanya sistem pada fitur ini akan mampu menjadi sarana bagi pembentukan budi pekerti menuju revolusi mental yang lebih terkontrol, konseling tingkat stres dalam belajar, serta berbagai konseling lain dengan sentuhan nilai-nilai Islami.
 
Fitur yang keempat yakni Fitur Kuis. Fitur ini menyajikan berbagai macam soal latihan Pendidikan Agam Islam sesuai jenjang, sebagai tempat latihan para peserta didik dalam meningkatkan pemahaman pengetahuan tentang Keislaman. Selain itu, dalam fitur ini juga disajikan pembahasan bagi setiap soal-soal yang disajikan dan telah terintegrasi pula dengan penyajian dalam bentuk video, maupun konsep realitas. Fitur ini juga bisa digunakan oleh tenaga pendidik untuk membuat soal-soal evaluasi pembelajaran PAI, misal ujian per-bab, ataupun ujian-ujian PAI lainnya. Untuk mengintegrasikan ketiga ranah kognitif, afektif dan psikomotorik, fitur ini mengintegrasikan pula dengan sistem kuis realitas, adalam bentuk game pembelajaran yang melibatkan interaksi peserta didik dengan berbagai soal latihan dalam bentuk fenomena secara Virtual Reality. Sehingga, selain pemahaman secara nalar, melalui sistem ini peserta didik akan dituntut untuk bisa memecahkan soal yang melibatkan unsur-unsur 3 ranah (kognitif, afektif dan psikomotorik).
 
Fitur yang terakhir yakni Fitur Apresiasi. Pada fitur ini setiap penggunanya akan disajikan capaian reward berdasarkan soal-soal yang sudah dikerjakan serta poin tambahan dari setiap penggunaan fitur Pembelajaran. Fitur ini diharapkan akan bisa digunakan oleh setiap tenaga pendidik dalam memberikan apresiasi bagi peserta didiknya yang senantiasa rajin mempelajari materi Pendidikan Agama Islam, serta akan menjadi fitur alternatif dalam meningkatan jiwa kompetitif peserta didik. Hal ini sangat penting terutama dalam menghadapi revolusi mental diperlukan jiwa-jiwa kompetitif untuk menghadapi berbagai tantangan dan persaingan global (Indriyanto, 2014).
 
Gambar 2. Tahapan Implementasi Pengembangan Aplikasi FAHIM APP (Sumber: Disain Pribadi)
 
Dalam proses implemensasi aplikasi ini, akan melalui empat tahapan yakni tahap perancangan skenario aplikasi, tahap pemodelan, tahap produksi dan tahap uji coba. Pada tahap perancangan skenario aplikasi, akan difokuskan pada perancangan konsep aplikasi, kebutuhan fitur aplikasi, serta perancangan muatanmuatan kurikulum yang akan dicantumkan dalam aplikasi serta koordinasi lebih lanjut dengan pihak yang akan sama-sama mengembangkan aplikasi ini. Pada tahap pemodelan akan difokuskan pada konsep penyajian media berupa perancangan prototipe dan kolaborasi teknologi yang diintegrasikan. Pada tahap produksi, akan difokuskan pada pembuatan aplikasi oleh pihak pembuat yang sebelumnya sudah dipercayakan. Serta terakhir di tahap uji coba, aplikasi akan di uji cobakan dengan prosesnya akan selalu di monitoring dan di evaluasi.
 
FAHIM APP, diharapkan akan menjadi solusi alternatif terutama dalam menciptakan pembelajaran Pendidkan Agama Islam yang melibatkan ketiga ranah (kognitif, afektif dan psikomotorik). Sehingga, dengan integrasi ketiga ranah secara maksimal akan mampu melahirkan peserta didik yang tidak hanya cerdas dalam berpikir tetapi juga cerdas dalam merasa dan bertingkah laku. Utamnaya peserta didik yang memiliki budi pekerti luhur, memiliki mental yang kuat, dan religius. Sehinngga relevan dengan kebutuhan generasi menuju revolusi mental.
 
DAFTAR PUSTAKA 
  
Ainiyah, N. (2013). Pembentukan Karakter Melalui Pendidikan Agama Islam. Jurnal Al-Ulum, 13(1), 25-38. 

Asrori, M. A. (2016). Peran Pendidikan Karakter Melalui Revolusi Mental Untuk Membangun Generasi Bangsa. Jurnal Rontal Keilmuan PPKn, 2(2), 58-62.

Indriyanto, B. (2014). Mengkaji Revolusi Mental Dalam Konteks Pendidikan Mental Revolution Within Educational Contexts. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 20(4), 554-567.

LPMP, K. (2016, 2 25). Revolusi Mental Dalam Pendidikan Yang Berkarakter. Diambil kembali dari Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Kalimantan Timur: https://lpmpkaltim.kemdikbud.go.id 

Muhtarom, M. (2019). Implementasi Revolusi Mental Dalam Kurikulum Pendidikan Dasar. Jurnal Balai Diklat Keagamaan Bandung, 13(2), 169- 180.

Novan, A. W. (2014). Praktik, dan Strategi Membumikan Pendidikan Karakter di SD. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Qadar, R. (2015). Mengakses Aspek Afektif dan Kognitif Pada Pembelajaran Optik Dengan Pendekatan Demonstrasi Interaktif. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran Fisika, 2(1), 1-11.

Syukron, B. (2016). Paradigma Implementasi Konsep Revolusi Mental (Studi Analisis Dalam Perspektif Lembaga Pendidikan Islam). Jurnal Elementary, 2(3), 28-41.
 

Gambaran Aplikasi FAHIM APP Pada Perangkat Android (Sumber: Desain Pribadi)
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEPUTUSAN REKTOR UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

Pelantikan & Upgrading HMJ MPI Kabinet Transformatif Periode 2024-2025

Internalisasi Core and Value ( INCOREVAL ) 2023